Page

Jumat, 17 Oktober 2014

10 Penyebab Perceraian




Kita perlu untuk belajar seluk-beluk pernikahan dan apa saja yang dapat meretakkannya. Jalinan pernikahan adalah jalinan yang harus kita jaga betul-betul. Allah sangat mencintai pasangan suami-istri yang dapat menjaga keharmonisan demi keutuhan taqwa dan iman.
Membentengi diri dari potensi-potensi perceraian menjadi keharusan bagi pasangan suami-istri.
1. Masalah keuangan. Sebenarnya masalah ini bukan masalah sebenarnya, ini lebih pada komunikasi antar suami dan istri.  Jadi, bagaimana cara pasangan menghadapi masalah inilah yang bisa menjadi jalan keluar. 
2. Masalah komunikasi. Jika pasangan sudah memiliki masalah komunikasi sejak sebelum menikah, maka kemungkinan besar problem itu akan menjadi semakin buruk  setelah perkawinan.  Dalam situasi ini, yang penting masing-masing pihak memiliki niat  untuk membahas secara terbuka masalah dan kelemahan masing-masing. Tanpa komunikasi dua arah, perkawinan tak akan bertahan lama.   
3. Masalah keluarga. Hubungan antar anggota keluarga, orang tua dan anak, saudara sekandung, saudara ipar  atau adanya anak tiri, bisa menjadi sumber masalah bagi hubungan suami istri. Sikap yang bijaksana adalah bagian penting dari keberanian dalam menghadapi berbagai masalah keluarga dan perkawinan. 
4. Masalah seks. Seks merupakan bagian penting dalam perkawinan sekaligus juga bisa menjadi sumber banyak masalah dalam perkawinan. Setiap perkawinan membutuhkan proses penyempurnaan antara lain dengan aktivitas bercinta.  Kegagalan dalam kehidupan sek yang sehat, adanya jurang frekuensi hubungan seks atau seks yang tidak berkualitas, bisa menjurus pada hancurnya perkawinan. 
5. Kedekatan dengan teman. Hubungan pertemanan yang terlalu dekat baik oleh suami maupun istri bisa juga menjadi sumber gangguan pada hubungan suami istri.  Teman yang sejati seharusnya mampu mengeratkan hubungan antar suami-istri.   
6. Masalah ketergantungan. Narkoba, alcohol, judi, semua itu  adalah kebiasaan buruk yang membuat ketagihan dan ketergantungan dan sangat merusak perkawinan.  Meski tidak disertai dengan tindak kekerasan, perilaku ketergantungan akan membuat perkawinan menjadi hal yang mustahil.   Selain itu, ketergantungan juga bisa menjadi pangkal dari masalah keuangan dalam  rumah tangga.
7. Kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan atau penyiksaan dalam bentuk apapun tidak bisa diterima dalam perkawinan. Baik kekerasan fisik maupun kekerasan dalam kata-kata, keduanya sering menjadi penyebab hancurnya rumah tangga. 
8. Masalah kepribadian. Ada banyak tipe –tipe kepribadian yang bisa menyebabkan ketidakcocokan antar pasangan.  Baik ketidakcocokan dalam hal seks, intelektualitas maupun emosi. Pasangan yang memiliki kebutuhan berlebihan untuk disenangkan atau direndahkan pasangannya bisa menghalangi terjalinnya komunikasi yang sehat. 
9. Masalah ekspektasi. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan perkawinan sering tergantung pada adanya harapan-harapan yang realistis dari masing-masing pihak terhadap pasangannya. Jika ada harapan-harapan romantisme yang terlalu muluk dan tidak realistis, maka hal ini bisa menjadi pangkal dari keretakan suami-istri.  Agar perkawinan dapat bertahan, memang dibutuhkan tingkat kedewasaan dari suami mapun istri.   
10. Masalah waktu. Pekerjaan dan jadwal kegiatan di rumah seringkali tidak saling bersesuaian. Suami maupun istri, masing-masing memerlukan waktu kebersamaan maupun waktu untuk diri sendiri. Dan keterampilan untuk mengimbangi kedua hal tersebut sangatlah penting dalam menjaga keutuhan perkawinan. [MS]

Catatan Quantum Fiqih
Dari Jabir, Nabi ‘alaihis shalatu was salam bersabda, “Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka ada yang melapor, ‘Saya telah melakukan godaan ini.’ Iblis berkomentar, ‘Kamu belum melakukan apa-apa.’ Datang yang lain melaporkan, ‘Saya menggoda seseorang, sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah bepisah [talak] dengan istrinya.’ Kemudian iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata, ‘Sebaik-baik setan adalah kamu.'” [HR. Muslim 2813].
Dalam hadis ini, iblis memuji dan berterima kasih atas jasa tentaranya yang telah berhasil menggoda manusia, sehingga keduanya bercerai tanpa sebab yang dianggap dalam syariat. Ini menunjukkan bahwa perceraian suami istri termasuk diantara perbuatan yang disukai iblis.
Pada dasarnya talak adalah perbuatan yang dihalalkan. Akan tetapi, perbuatan ini disenangi iblis, karena perceraian memberikan dampak buruk yang besar bagi kehidupan manusia. Terutama terkait dengan anak dan keturunan. Oleh karena itu, salah satu diantara dampak negatif sihir yang Allah sebutkan dalam al-Qur’an adalah memisahkan antara suami dan istri. Allah berfirman,
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِه
Mereka belajar dari keduanya [harut dan marut] ilmu sihir yang bisa digunakan
untuk memisahkan seseorang dengan istrinya.” [QS. Al-Baqarah: 102].
Al-Imam An-Nawawi menerangkan bahwa iblis bermarkas di lautan, dan dari situlah ia mengirim tentara-tentaranya ke penjuru bumi. Iblis memuji anak buahnya yang berhasil memisahkan suami dengan istrinya, karena kagum dengan apa yang dilakukan si anak buah dan ia dapat mencapai puncak tujuan yang dikehendaki iblis. Iblis pun merangkulnya. [Al-Minhaj, 17/154-155]
Kata Al-Imam Al-Qadhi ‘Iyadh, hadits ini menunjukkan besarnya perkara firaq [perpisahan suami dengan istrinya] dan talak, serta besarnya kemadharatan dan fitnahnya. Selain itu juga menunjukkan besarnya dosa orang yang berupaya memisahkan suami dari istrinya. Karena dengan berbuat demikian berarti memutuskan hubungan yang Allah perintahkan untuk disambung, menceraiberaikan rahmah dan mawaddah yang Allah jadikan di dalamnya, serta merobohkan rumah yang dibangun dalam Islam. [Ikmal Al-Mu’lim bi Fawa’id Muslim, 8/349]
Iblis berikut bala tentaranya ini berambisi menghancurkan hubungan suami dengan istrinya. Sementara suami dan istri ini tentunya bernaung dalam sebuah rumah. Nah, tentunya setan tidak akan tenang bila tidak bisa masuk ke rumah tersebut. Bila setan telah berhasil mendiami sebuah rumah, niscaya ia akan menebarkan kerusakan di dalamnya, sehingga terjadilah perselisihan di antara anak-anak dan perpisahan antara suami dengan istrinya. Berubahlah mawaddah (kasih sayang) menjadi ‘adawah (permusuhan), rahmah menjadi adzab.


Referensi: Esensi.co.id dan Kisahmuslim.com serta Asysyariah.com
Redaksi: Brilly El-Rasheed
Admin: Azhar Maulana
Titip promosi Rp 50.000,-/bln, hubungi cafeilmubrilly@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.