Istiqamah
https://cafeilmubrilly.blogspot.com/2013/12/istiqamah.html
Istiqamah
Syarh Al-Hikam oleh Brilly El-Rasheed
Hikmah no. 148.
Pada ibarah hikmah no. 148, Ibnu
‘Athaillah menasehatkan,
148-
إذا وَقَعَ مِنْكَ ذَنْبٌ فَلا يَكُنْ سَبَباً لِيأسِكَ مِنْ حُصولِ الاسْتِقامَةِ
مَعَ رَبِّكَ، فَقَدْ يَكونُ ذلِكَ آخِرَ ذَنْبٍ قُدِّرَ عَلَيْكَ.
“Jikalau engkau berbuat dosa, jangan jadikan dosa memutus
asakanmu dalam mengejawantahkan istiqamah terhadap Rabbmu. Dengan begitu,
dosamu menjadi yang terakhir ditaqdirkan atasmu.”
Istiqamah
memang jalan tercepat mencapai Allah Ta’ala, tapi tidak berarti kalau kita
tidak bisa istiqamah maka kita tidak boleh menuju Allah Ta’ala. Allah tidak
menuntut sempurna, Allah hanya meminta agar kita berusaha sempurna, sempurna
dalam istiqamah. Disebut istiqamah, jika berhasil menjauhkan diri dari dosa,
kecil ataupun besar. Maka dengan tetap optimis bisa meraih rahmah Allah, dosa
yang sempat kita perbuat di jalan istiqamah kita niscaya akan menjadi dosa
terakhir kita. Tekad yang kuat sekuat pilar-pilar jagad, kuncinya.
Sebelum
membaca ibarah hikmah ini, jauh-jauh hari saya pernah melontarkan sebuah ibarah
hikmah yang selalu saya hujamkan dalam qalbu, “Idzaa lam takun a’bada
an-naas, laa takun a’waja an-naas.” Jika dirimu tidak bisa menjadi orang
yang paling ahli taat, jangan jadikan dirimu orang yang ahli maksiat. Sering
kali sebagian orang terlanjur melakukan maksiat, dia merasa terlalu jauh
mendurhakai Allah, dia merasa telah menjadi hamba terdurhaka, lantas dia pun
merasa tidak pantas lagi menempuh jalan menuju Allah. Ini sikap yang keliru.
Seberapapun maksiat, Allah memiliki pengampunan yang sangat cepat, syaratnya
taubat. Sekalipun sudah lama istiqamah, tiba-tiba terjatuh dalam maksiat,
segera taubat, jangan dengar bisikan syaithan dalam dirimu yang melemahkan
qalbumu sehingga tidak ada optimisme dalam meraih rahmah dan maghfirah-Nya.
Subhanallah.. semoga aku bisa istiqomah
BalasHapusAmiiin
BalasHapus