Perhelatan Iman Di Akhir Zaman

Iman adalah bekal terbesar dan paling mendasar bagi kita mengarungi kehidupan hari akhir yang tiada berakhir. Tiadanya iman dalam jiwa dan raga, pertanda sengsara sepanjang masa. Sebaliknya eksisnya iman, walau sebesar biji sayuran, yang hampir tak kelihatan, alamat selamat meski harus melarat hampir sekarat. Tapi harapan masih bisa digantungkan, setelah sebelumnya menjadi penghuni jahannam yang menghancurkan, tersiksa dengan ‘adzab yang pedihnya tidak terperikan.
Selama di dalam jiwa masih ada iman meski hanya seberat gandum yang pecah, atau bahkan sebesar seekor semut yang tidak seberapa, dan lisan pernah mengucapkan, “la ilaha illallah”, tiada tuhan yang benar kecuali Allah, walau abai dengan pengamalannya, niscaya Allah Yang Mahapemurah, akan mencurahkan rahmah, dan membukakan pintu surga-Nya.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah menuturkan, “Akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah, sekalipun di dalam qalbunya hanya terdapat kebaikan yang setara sebiji sya’ir (salah satu jenis gandum). Kemudian akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah, sekalipun di dalam qalbunya hanya terdapat kebaikan yang setara dengan satu biji gandum. Kemudian akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah, sekalipun di dalam qalbunya hanya terdapat kebaikan yang sama beratnya dengan berat seekor semut kecil.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Betapa kasih sayangnya Allah kepada hamba-hamba-Nya. Sekalipun hamba-hamba-Nya sedikit bersyukur, lebih banyak kufur, seringkali mencela dan menghujat-Nya, dan cerca yang tiada pernah selain-Nya mampu bersabar terhadapnya, akan tetapi, sungguh Allah telah menciptakan seratus rahmat, satu untuk dunia seisinya termasuk penghuninya, sembilan puluh sembilan, Dia simpan untuk dicurahkan kepada seluruh hamba-Nya di akhirat.Maka tidak heran, jika Allah masih menyelamatkan orang-orang yang di dunia pernah bersaksi bahwa hanya Dia satu-satunya tuhan yang benar dengan berkata, “la ilaha illallah”, dan pernah berbuat baik, meski hanya sebesar semut kecil, biji gandum, atau biji jewawut. Allah hargai kebaikan mereka, dengan kenikmatan yang tidak akan pernah bisa diperbandingkan. Sepuluh kali lipat dunia dan seluruh isinya. Karena Allah Mahakuasa dan Pemilik Segalanya. Mengantongi kebaikan yang sebegitu kecilnya saja beroleh nikmat begitu besar, apatah lagi bila kebaikan yang dibawa hingga nyawa tiada sebesar dunia seisinya?
Admin: Abu Yahya
Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.