Jangan Putus Asa
http://cafeilmubrilly.blogspot.com/2015/10/jangan-putus-asa.html
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23)
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa
yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 22-23)
Allah memotivasi kita untuk tidak berputus asa, “Dan janganlah kalian
berputus asa dari rahmah Allah, sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmah
Allah kecuali orang-orang kafir.” [QS. Yusuf no. 78]
Nabi tidak pernah meneladankan keputusasaan sedikitpun. Tidak pernah
terlihat dari wajah beliau raut putus asa. Bahkan Nabi mengecam, “Dan tiga
orang, jangan engkau tanya tentang mereka (di akhirat); ... orang yang ragu
akan ketetapan Allah, dan orang yang berputus asa dari rahmah Allah.”
[Shahih Al-Adab Al-Mufrad]
Jika kita napak tilasi sejarah hidup Rasulullah. Kita akan merasakan energi
optimisme yang sangat kuat dari diri Rasulullah.
HIDUP di dunia ini memiliki banyak persoalan yang harus dihadapi oleh manusia. Tentu saja, ada banyak solusinya, bukan? Sebagai manusia yang terlahir ke dunia dengan banyak kelebihan dibandingkan makhluk Tuhan lainnya, kita harus semangat jalani kehidupan ini dengan semua tantangannya yang harus kita hadapi. Tak perlu lari dari masalah bila kita sedang bermasalah. Untuk apa berlari tapi kita tak bisa bersembunyi? Kita akan semakin kesulitan menyelesaikan satu masalah bila lari darinya.
Inilah jawaban Allah untuk mereka yang berputus asa.
-Mengapa saya di uji (dengan penyakit ini)?
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. 29:2)
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. 29:3)
-Mengapa saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan (berupa kesehatan)?
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. 2:216)
-Mengapa ujian (penyakit) seberat ini?
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. 2:286)
-Saya mulai frustasi dengan ujian (penyakit) ini.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. 3:139)
-Bagaimanakah saya menghadapinya?
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. 3:200)
-Apa yang saya dapatkan dari semua ini?
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka,” (QS. 9:111)
-Kepada siapa Saya berharap?
“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy yang agung”. (QS. 9:129)
-Saya sudah tidak dapat bertahan lagi dan menanggung beban ini!
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. 12:87)
Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.