Discuss!

Menjaga Kemuliaan Umat Islam



Rasulullah menganjurkan untuk memuliakan para ahli ilmu Islam. Memuliakan ulama adalah karakter khas pengikut beliau.
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلْ كَبِيْرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ
Bukan dari golongan kami, orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan mengasih sayangi yang lebih muda dan mengetahui hak-hak ulama kita. [Hasan: Shahih Al-Jami no. 5443; Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 96]
Rasulullah bahkan mengeluarkan orang yang tidak menghargai para ulama dari jajaran umat Islam,
لَيْسَ مِنْ أُمَّتِيْ مَنْ لَمْ يُجِلْ كَبِيْرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا
Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda dan menghargai ulama kita.” [Hasan: Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 101]
Menghormati ulama kini mulai menjadi barang langka, seolah ditimbun oleh hawa nafsu dan prasangka buruk kepada para ulama dan kehormatan mereka. Kita bisa melihat akhir-akhir ini betapa sebagian besar manusia mulai mencampakkan para ulama, menganggap para ulama itu hanya memenuhi kebutuhan pribadi dalam dakwahnya, menuduh para ulama itu tak tahu realita dan tidak humanis.
Fatwa-fatwa para ulama dianggap angin lalu. Lebih-lebih dengan adanya perselisihan (ikhtilaf) di kalangan ulama, sebagian orang merasa lelah dan bosan untuk kembali mengkaji Islam melalui para ulama, sehingga ada saja muslim yang belajar Islam dari orang kafir/nonmuslim. Apalagi saat fatwa para ulama tidak memihak kepentingan masyarakat.
                Sikap meremehkan ulama inilah yang harus segera dihapus dari dada-dada sebagian kaum muslimin. Diharapkan ada langkah konkrit dari para pemerintah dan tokoh masyarakat mengajak kaum muslimin untuk kembali merapat ke barisan para ulama dan menimba ilmu dari mereka.
Perlu disadarkan tentang wajibnya menjaga adab di hadapan para ulama Islam. Kalaupun terjadi kesalahan pada para ulama, pintu ‘udzur terbuka lebar, dan kita sebagai umat semestinya mengingatkan, bukan secara serampangan menjatuhkan martabat para ulama.
Menghina seorang ulama, eksesnya sama dengan menghina seluruh ulama. Ketika kaum muslimin di suatu wilayah menghina ulama, satu saja, perlahan perhatian kaum muslimin kepada ulama berkurang, dan klimaksnya, ulama seolah dimakzulkan dari posisinya sebagai penerus dakwah para nabi dan rasul. Dan akibat yang paling parah, muslim menjadi bodoh terhadap Islam. Bisa jadi mereka melakukan penafsiran yang salah terhadap Islam, bisa jadi mereka mengubah-ubah Islam, bisa jadi mereka membuang Islam jauh-jauh dari kehidupan.
Contoh paling ringan, rokok yang semenjak lama telah menjadi seperti bahan konsumsi pokok bagi mayoritas muslim Indonesia, bahkan bagi sebagian orang yang  dianggap ulama. Ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram rokok, ramai-ramai hujatan berbagai kalangan, hingga para kyai dan ustadz pecinta rokok, menggempur kekokohan ‘azzam anggota MUI dalam menginformasikan hukum-hukum Islam. Yang ajaib, ada sebagian liberalis muslim yang menyerukan pembubaran MUI.
Dampak selanjutnya, ketika MUI memfatwakan hal-hal krusial, sebagian masyarakat muslim Indonesia tak menghiraukan. Paling banter berkomentar, “Masalah tersebut tidak usah difatwakan juga kami sudah tahu. Seperti tidak ada pekerjaan saja MUI itu.” Apatah lagi kala MUI menggelontorkan fatwa untuk hal yang sederhana ataupun yang kontroversial. 
Iklim penghormatan terhadap para ulama Islam ini sangat perlu untuk ditumbuhkan dan dilestarikan, dalam rangka penjagaan kemuliaan Islam. Ulama dihormati kaum muslimin, Islam disegani kaum kafirin.
Admin: Abu Yahya

Related

Quantum 7801525486762042036

Posting Komentar

Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.

emo-but-icon

Tafaqur

Tafaqur
Tebar Waqaf Al-Quran

Blogging Network

Hot in week

Total Tayangan Halaman

Promo SBY

Promo SBY

Kontributor

item