Satu Untuk Semua

Tatkala peristiwa Fat-h Makkah, para sahabat merasakan sangat berat dalam berpuasa. Karena itu Nabi Muhammad dan para sahabat berbuka. Akan tetapi ada sebagian sahabat yang tetap memaksa puasa. Maka Nabi Muhammad berkata, ”Mereka itu orang yang bermaksiat, mereka itu orang yang bermaksiat.” [Shahih Muslim no. 1114]

Dari Abu Najih Al-‘Irbadh bin Sariyah (w. 75 H), dia menceritakan, “Suatu hari Rasulullah pernah shalat bersama kami, usai shalat beliau menghadap kepada kami, lalu beliau memberikan sebuah nasehat kepada kami dengan nasehat yang membekas pada jiwa, yang membuat air mata berlinang dan membuat qalbu menjadi gerimis. Salah seorang berkata, “Wahai Rasulullah nasehat ini seakan-akan nasehat dari orang yang hendak berpisah, maka apa yang engkau wasiatkan kepada kami?” Maka Rasulullah berkata,

أوصيكم بتقوى الله و السمع و الطاعة و إن كان عبدا حبشيا، فإنه من يعش منكم بعدي يرى اختلافا كثيرا، فعليكم بسنتي و سنة الخلفاء الراشدين المهديين بعدي، عضوا عليها بالنواجذ، و إياكم و محدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة

“Aku wasiatkan kepada kalian supaya tetap bertaqwa kepada Allah, tetaplah mendengar dan taat, walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Sungguh, orang yang masih hidup di antara kalian sepeninggalku, dia akan melihat banyak sekali perselisihan, maka wajib atas kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa`ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah oleh kalian muhdats (perkara baru yang diciptakan dalam agama Islam), karena sesungguhnya setiap yang muhdats adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” [Shahih: Musnad Ahmad 4/126-127; Sunan Abu Dawud no. 4607; Sunan At-Tirmidzi no. 2676; dan lainnya. Shahih Sunan Ibnu Majah no. 40; Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 2157, 4607; Shahih Sunan Abi Dawud no. 3851; Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 937, 2735; Zhilal Al-Jannah no. 24-26; Irwa` Al-Ghalil no. 2455; Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 37; Takhrij Misykah Al-Mashabih no. 165; Takhrij Ahadits Musykilat Al-Faqr wa Kaifa 'Allajaha Al-Islam no. 92; Ta'liq Kitab As-Sunnah li Ibn Abu 'Ashim 1/18-19]

Rasulullah berkata,

افترقت اليهود على إحدى و سبعين فرقة، فواحدة في الجنة و سبعين في النار، و افترقت النصارى على اثنين و سبعين فرقة فواحدة في الجنة و إحدى و سبعين في النار، والذي نفسي بيده لتفترقن أمتي على ثلاث و سبعين فرقة، فواحدة في الجنة، و ثنتين و سبعين في النار، قيل : يا رسول الله من هم ؟ قال: هم الجماعة

“Umat Yahudi terpecah belah menjadi tujuh puluh satu kelompok, umat Nashara terpecah belah menjadi tujuh puluh dua kelompok, dan umat ini akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga kelompok, semua kelompok di neraka kecuali satu kelompok.” Para shahabat bertanya, “Siapa kelompok itu wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Al-Jama’ah.” [Shahih: Sunan Ibnu Majah no. 3991-3993; Sunan Abu Dawud no. 4596, 4597; Musnad Ahmad no. 8046. Shahih Sunan Ibnu Majah no. 4063; Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 203, 204, 1492; Shahih Al-Jami’ no. 1082, 1083, 2042, 2641, 5343; Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 49; Zhilal Al-Jannah no. 63-71]

Jika seseorang tidak mau berpegang dengan apa yang telah beliau ajarkan, maka peluang tersesat terbuka sangat lebar dan dia akan terhalang dari minum air telaga Nabi. Dari Abu Hurairah, Rasulullah berkata,

إني قد تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهما كتاب الله وسنتي ولن يتفرقا حتى يردا علي الحوض

“Sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat setelah keduanya: Kitabullah dan Sunnahku. Dan keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya mendatangiku di atas telaga”. [Shahih: Al-Mustadrak Al-Hakim 1/172. Shahih Al-Jami’ no. 2937; Tahqiq Misykah Al-Mashabih no. 186; Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 1761]

Makna, ”Dan keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya mendatangiku di atas telaga,” artinya, Al-Qur`an dan Sunnah Nabi tidak boleh dipisahkan dalam pengamalannya sebab jika dipisahkan akan membuat pelakunya terhalang dari mendatangi telaga Rasulullah.