Discuss!

Belajar Tuk Sempurna


Oleh Brilly El-Rasheed

Kita menyaksikan betapa banyak saudara kita yang malas menyempurnakan ibadah bahkan malas ibadah kepada Allah karena menuduh ibadah itu sumber kemelaratan. Maka dengan firman Allah dalam hadits qudsi ini sungguh sangat cukup untuk membungkam para pembangkang. Dan kita pun tak perlu takut miskin, karena Allah Mahakaya, syaithan lah yang menakut-nakuti kita dengan kemiskinan.
Adapun jika ternyata dengan menyempurnakan ibadah ternyata kita menjadi miskin, maka ketahuilah bahwa mungkin saja itu adalah adzab yang disegerakan dan bisa pula musibah yang mana keduanya menjadi penghapus dosa sehingga kita akan mencapai derajat yang mulia dan lebih nikmat dalam beribadah. Atau bisa jadi kita sendiri yang salah, yaitu tidak optimal dalam bekerja. Maka jangan sekali-kali menyalahkan Allah.
Allah menghasung manusia untuk menyempurnakan ibadah haji dan umrah, ikhlash karena Allah, yaitu dengan mengikuti bagaimana Rasulullah berhaji dan berumrah. Allah berfirman,
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ
“Dan sempurnakanlah haji dan umrah kalian untuk Allah.” [Al-Qur`an surah Al-Baqarah (2) ayat no. 196]
Dalam bertawakkal kepada Allah dalam urusan dunia maupun akhirat, Nabi Muhammad memerintahkan untuk menyempurnakannya,
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
"Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberikan rizqi seperti burung yang diberikan rizqi. Ia (burung itu) pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan pulang sore hari dalam keadaan perut kenyang.” [Shahih: Sunan At-Tirmidzi no. 2344; Shahih Al-Jami’ no. 5254; Ash-Shahihah no. 310]
Dalam shalat, Rasulullah mengajarkan kita untuk berusaha selalu menyempurnakannya,
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ يُصَلِّي إِنَّمَا يُنَاجِيْ رَبَّهُ فَلْيَنْظُرْ كَيْفَ يُنَاجِيْهِ
“Sesungguhnya seseorang di antara kalian ketika berdiri shalat sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada Rabb-nya, maka hendaklah ia memperhatikan bagaimana ia bermunajak kepada-Nya.” [Shahih: Shahih Al-Jami’ no. 1538]
Dalam riwayat-riwayat yang senada dengan hadits ini terdapat tambahan bahwa ketika shalat kita harus menyempurnakan shalat di antaranya dengan tidak mengeraskan bacaan dzikir dan doa dalam shalat sehingga mengganggu yang lain, terkhusus dalam shalat jama’ah, juga tidak meludah ke arah depan. Kedua hal tersebut dilarang karena sangat tidak etis dalam menghadap kepada Allah dan sangat mengurangi kesempurnaan penghambaan diri kepada Allah.
Rasulullah bersabda,
إِنَّ الْمُصَلِّيَ يُنَاجِي رَبَّهُ فَلْيَنْظُرْ مَاذَا يُنَاجِيهِ بِهِ، وَلاَ يَجْهَرْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ بِالْقُرْآنِ
“Sesungguhnya orang yang shalat itu sedang bermunajat kepada Rabb-nya, maka hendaklah ia memperhatikan bagaimana ia bermunajat kepada-Nya, yakni janganlah mengeraskan bacaan Al-Qur`an sebagian kalian kepada sebagian yang lain.” [As-Sunan Al-Kubra An-Nasa`i no. 3350. Shahih Al-Jami’ no. 1951]
Rasulullah bersabda pula,
إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ إِلَى الصَّلاَةِ ، فَلاَ يَبْصُقْ أَمَامَهُ ، فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ مَا دَامَ فِي مُصَلاَّهُ ، وَلاَ عَنْ يَمِينِهِ ، فَإِنَّ عَنْ يَمِينِهِ مَلَكًا ، وَلْيَبْصُقْ عَنْ شِمَالِهِ ، أَوْ تَحْتَ رِجْلِهِ ، فَيَدْفِنَهُ.
“Ketika salah seorang dari kalian berdiri dalam shalat, jangan meludah ke depan, karena sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada Rabb-nya, selama ia berada di tempat shalatnya, jangan pula ke samping kanan, karena ada malaikat di samping kanannya, hendaklah ia meludah ke samping kiri atau ke bawah kakinya, dan hendaklah ia mengubur ludahnya itu.” [Shahih: Shahih Ibnu Hibban no. 2269; As-Sunan Al-Kubra Al-Baihaqi no. 3742. Shahih Al-Jami’ no. 715]
Hadits ini, dengan lafazh senada juga diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.
Dalam ungkapan lain, Nabi Muhammad juga menyebutkan bahwa orang yang tidak berusaha menyempurnakan shalat maka ia adalah pencuri paling buruk,
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِيْ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ لاَ يَتِمُّ رُكُوْعَهَا وَ لاَ سُجُوْدَهَا وَ لاَ خُشُوْعَهَا
“Manusia yang paling buruk dalam mencuri adalah yang mencuri shalatnya, yaitu ia tidak menyempurnakan ruku`nya, tidak juga sujudnya, dan tidak pula khusyu’nya. [Shahih: Shahih Al-Jami’ no. 986]

Related

Faidah 7707021452620717253

Posting Komentar

Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.

emo-but-icon

Tafaqur

Tafaqur
Tebar Waqaf Al-Quran

Blogging Network

Hot in week

Total Tayangan Halaman

Promo SBY

Promo SBY

Kontributor

item