Discuss!

Metodologi Tabayyun Islami


1.
Oleh Brilly El-Rasheed

Inspirator Golden Manners

    



Mengembalikan permasalahan kepada Allah dan Rasul-Nya serta ahli terkait.
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Qur’an:
وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti setan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” (QS. An Nisa: 83)
2.    Bertanya langsung kepada pelaku utama.
Sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyikapi Hatib bin Balta’ah dengan memanggilnya lalu bertanya: “Kenapa engkau melakukannya?”
“Wahai Rasulullah, janganlah tergesa-gesa. Saya adalah orang muhajirin yang memiliki sanak keluarga yang berusaha melindungi keluarganya. Karena saya tidak bisa melakukannya, maka saya mencoba mencari orang yang dapat melindungi kerabatku. Saya melakukannya bukan karena murtad dari Islam dan bukan karena saya telah kafir.” Lalu Rasulullah menerima alasannya dengan mengatakan: “Ia jujur.”
3.    Mendengar dengan seksama dan mericek terus-menerus jika memang dibutuhkan.
Ketika Ali radhiyallahu ‘anhu diberikan bendera perang Khaibar, maka dengan segera ia bergegas berangkat. Tapi di tengah perjalanan ia kebingungan tentang misi peperangan yang diembannya. Ia pun berbalik arah ke Madinah demi menanyakan misi peperangan tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عَلَامَ أُقَاتِلُ النَّاسَ ؟ فَيَرُدُّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاتِلْهُمْ حَتَى يَشْهَدُوْا أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، فَإِذَا فَعَلُوْا ذلِكَ فَقَدْ مَنَعُوْا مِنَّا دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ
“Dengan tujuan apa saya memerangi mereka ? Rasulullah menjawab: “Perangilah merka hingga mereka masuk Islam (bersayhadat). Jika mereka telah melakukannya, maka darah dan harta mereka haram kita sentuh kecuali dengan alasan yang benar.”
4.    Melakukan pengecekan khusus melalui  pengamatan dan pertemanan.
Ketika ada seseorang memuji orang lain di sampingnya, Umar bin Khaththab lalu berkata: “Apakah kamu pernah bepergian bersamanya?” Ia menjawab: “Tidak.” Umar melanjutkan: “Apakah kamu pernah mengadakan transaksi binis dengannya?” Katanya: “Tidak.” Kata umar: “Kalau begitu, kamu diam saja. Saya pikir kamu hanya pernah melihatnya di masjid sambil mengangkat dan menundukkan kepalanya.”
5.    Bertemu secara langsung setelah menjaring informasi dari pihak-pihak yang bertengkar.
Ketika Ali bin Abi Thalib hendak  diutus sebagai hakim ke Yaman, Rasulullah mengarahkannya dengan berkata:
إِنَّ اللهَ سَيَهْدِيْ قَلْبَكَ ، وَيُثَبِّتُ لِسَانَكَ ، فَإِذَا جَلَسَ بَيْنَ يَدَيْكَ الْخَصْمَانِ فَلَا تَقْضَيَنَّ حَتّى تَسْمَعَ مِنَ الآخَرِ كَمَا سَمِعْتَ مِنَ الْأَوَّلِ ، فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يَتَبَيَّنَ لَكَ الْقَضَاءُ

“Semoga Allah senantiasa memberimu petunjuk dan meneguhkan lisanmu. Jika fihak berperkara menghadap kepadamu, maka jangan sekali-kali memutuskan perkara tanpa mendengar kedua belah fihak. Karena yang demikian akan memudahkan kamu memutuskan perkara dengan baik.”



Admin: Muhammad Maftuhin
Editor: Muhammad Sutrisno S.Pd.I
Copyright: cafeilmubrilly.blogspot.com
Ingin beriklan Rp. 50.000,-/bulan? Hubungi 081515526665








Related

Faidah 4239513106994441846

Posting Komentar

Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.

emo-but-icon

Arsip Blog

Tafaqur

Tafaqur
Tebar Waqaf Al-Quran

Blogging Network

Hot in week

Total Tayangan Halaman

Promo SBY

Promo SBY

Kontributor

item