Discuss!

Mengadu Hanya Kepada Allah Ta'ala



Di antara manusia ada yang mengaduh kepada makhluk tetapi tidak mengaduh kepada Tuhannya, tidak berlindung kepada-Nya dan tidak menempatkan hajat-hajat-Nya kepada-Nya. Apabila mengalami gangguan, penindasan atau musibah ia tidak merujuk kepada dirinya untuk membersihkannya dari dosa-dosa yang telah menyebabkan musibah. Adapun orang yang benar imannya maka Allah menganugerahkan ketenangan, ridho dan yakin di dalam hatinya, maka maju dan mundurnya dunia baginya adalah sama saja, bahkan ia takut kepada datangnya dunia, takut kalau menggodanya dan menghalanginya dari Tuhannya, melalaikan dan menjerumuskannya, dan Allah telah memperingatkan kita dari padanya.
Orang yang benar imannya adalah orang yang diberi kekuatan hati oleh Allah, diberi ketegaran, kesabaran dan keuletan, karena ia terhubung terus dengan Tuhannya maka ia tidak dipusingkan oleh tipu daya, tidak dibingungkan oleh peristiwa dan tidak kehilangan kesadaran dan kesabarannya karena cemoohan orang yang mencemooh dan hinaan orang yang menghina.
Betapa kita membutuhkan kepada keteladanan dari orang-orang mukmin yang shadiq, yang hidup untuk akhiratnya, menjual dirinya, harta dan waktunya kepada Tuhannya.
Ibnu Al-Qayyim berkata mengomentari ayat ini, “Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu. Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?” (al-Mulk: 20-21), 
Allah menyatukan antara kemenangan dan rizki, karena sorang hamba itu memerlukan kepada pihak yang dapat menghalau musuh dengan pertolongannya dan menarik kemanfaatan dengan rizkinya. Jadi harus ada yang menolongan dan yang memberi rizki dan Allah sendirilah yang menolongan dan yang memberi rizki”.
Di antara kesempurnaan kecerdasan seorang hamba dia mengetahui bahwa bila Allah menimpakan kepadanya satu musibah tidak ada yang mengangkatnya kecuali Diri-Nya, dan apabila mendapatkan nikmat maka tidak ada yang memberinya selain Diri-Nya. Dia ingat bahwa Allah memberi wahyu kepada salah satu Nabi-Nya. Kenalilah untukku Lathif al-Fithnah (lembutnya kecerdasan) dan Khafiy al-Luthf (samarnya kasih sayang), karena aku mencintai itu. Dia bertanya: “Ya Rabbi apa itu Lathif al-Fithnah? Dia menjawab: “Jika seekor lalat jatuh kepadamu maka ketahuilah bahwa Akulah yang menjatuhkannya maka mintalah Aku agar Aku mengangkatnya. Dia bertanya: Apa itu Khafiy al-Luthf? Dia berkata: “Bila kamu didatangi ular maka ketahuilah bahwa Aku mengingatkanmu dengannya”. Allah berfirman tentang tukang sihir: (وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ) “Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah” (al-Baqarah: 102).
Diambil dari buku Energi Iman, PT. EFMS, Surabaya, Jawa Timur. Beli bukunya, bangkitkan energi iman Anda!

Related

Technology 1109427493152799618

Posting Komentar

Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.

emo-but-icon

Tafaqur

Tafaqur
Tebar Waqaf Al-Quran

Blogging Network

Hot in week

Total Tayangan Halaman

Promo SBY

Promo SBY

Kontributor

item