Hukum dan Dinamika Kehidupan
http://cafeilmubrilly.blogspot.com/2015/04/hukum-dan-dinamika-kehidupan.html
Oleh M. Maftuhin ar-Raudli
Seiring dengan berputarnya waktu dan dinamika kehidupan masyarakat yang terus berjalan, maka selama itu pula problematika yang dihadapi oleh umat manusia akan terus bermunculan. Berbagai macam cara mereka tempuh untuk memecahkan problematika kehidupan, tapi banyak dari mereka yang gagal karena jalan yang mereka tempuh tidak tepat dan bahkan salah, dan sedikit dari mereka yang sukses tapi masih menyisakan kegersangan batin karena cara yang mereka tempuh jauh dari manhaj Robbani.
Sering kali mereka memecahkan
problematika kehidupan baik individu maupun sosial dengan akal semata dan tanpa
memperhatikan wahyu, karena mereka menganggap kalau kitab suci sudah tidak relevan untuk dijadikan acuan hidup dan diaplikasikan
di era perkembangan IPTEK dan di jaman modern seperti sekarang. Mereka juga
menganggap kalau agama hanya bertempat di masjid-masjid, mushalla-mushalla dan tempat peribadatan yang
lain, sehingga tidak mampu memberikan solusi cerdas bagi problematiaka yang
dihadapi masyarakat.
Kita sebagai kaum muslimin
tentunya pedoman hidup kita adalah al-Qur’an yang agung, kitab yang diturunkan
Allah kepada Nabi Muhammad Saw. melalui an-Naamuus (malikat Jibril),
yang berfungsi sebagai petunjuk serta pedoman hidup umat manusia sepanjang
masa. Sebagaimana yang terukir indah dalam al-Qur’an:
“……Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al- Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri.” (QS. an-Nahl: 83)
Selain al-Qur’an, hadits
Rasulullah juga harus dijadikan pedoman hidup, karena al-Qur’an masih bersifat
global yang kemudian ditafsirkan oleh hadits nabawi. Jadi al-Qur’an dan hadits
nabawi adalah dua pilar utama yang menyangga kehidupan kaum muslimin dan bahkan
semua uamat manusia untuk mengantarkan mereka ke gerbang “sa’aadatut
daaroin” (kebahagiaan dunia dan akhirat)
Pertanyaannya adalah:
bagaimana posisi Islam dalam merespon problematika sosial saat ini? Mengingat
problematika kontemporer senantiasa berkembang pesat seiring dengan
perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan aspek-aspek yang lain, sementara
al-Qur’an sudah diturunkan 14 abad lebih. Mampukah Islam menjawab problematika sosial
yag terus berkembang?
Jawabannya adalah, “Mampu”. Karena
perkembangan dan kemajuan berfikir umat manusia senantiasa disertai oleh wahyu
yang sesuai dan dapat memecahkan problem-problem yang dihadapi oleh kaum setiap
rasul saat itu, sampai perkembangan itu mengalami kematangannya. Dan Allah Swt.
Menghendaki agar risalah Muhammad Saw. Muncul di dunia ini. Maka diutuslah
beliau di saat manusia sedang mengalami kekosongan para rasul untuk menyempurnakan
risalah-risalah para rasul pendahulunya dengan syari’atnya yang universal dan
abadi, serta kitab yang diturunkan kepadanya, yaitu al-Qur’anul Karim.
Sebagaimana firman-Nya:
“Katakanlah: “Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua……” (QS. al-A’raf: 158)
Jadi al-Qur’an mampu menjawab
problem-problem umat manusia dari masa ke masa, karena al-Qur’an merupakan
kitab samawi terakhir yang diturunkan kepada Nabi terakhir dan ajarannya
bersifat universal yang tidak diperuntukkan bagi umat Islam semata.
Oleh karena itulah
hukum-hukum Islam yang bersifat ijtihadi (hokum-hukum yang menjadi objek
ijtihad para ulama’ karena dalilnya masih zhanni) selalu bersifat
fleksibel dan tidak kaku dalam menghadapi problematika umat.
Hukum-hukum Islam yang
bersifat ijtihadi biasa berubah-ubah karena perubahan zaman, tempat dan
manusia. Sehingga syari’at Islam bisa diterima oleh semua komunitas yang
memiliki budaya dan latar belakang yang berbeda-beda. Sebagaimana yag dikatakan
oleh ulama’ Ushul:
اَلْحُكْمُ يَتَغَيَّرُ
بِتَغَيُّرِ الزَّمَانِ وَالْمَكَانِ وَالْإِنْسَانِ
“Hukum (Islam) dapat berubah-ubah disebabkan perubahan zaman,
tempat dan manusia”
Hal itu tentunya semata-mata
sebagai rahmat dan bertujuan untuk memudahkan umat manusia dalam menapaki jalan
kehidupan yang diridhai oleh Allah Swt.
Sebagaimana yang telah terukir indah dalam al-Qur’an dan as-Sunnah
sebagai berikut:
“……Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu……” (QS. al-Baqarah)
بُعِثْتُ
بِالْحَنِيْفِيَّةِ السَّمْحَةِ (أخرجه أحمد في مسنده)
Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.