Solusi Bahagia Tanpa Harta
http://cafeilmubrilly.blogspot.com/2015/04/solusi-bahagia-yanpa-harta.html
Oleh M. Maftuhin ar-Raudli
Manusia sering kali lupa atas nikmat yang Allah berikan, karena kebanyakan
manusia melupakan dan selalu merasa kurang atas apa yang ia miliki, sehingga ia
selalu diliputi perasaan iri dan dengki atas nikmat yang orang lain dapatkan,
dan menjadikan kehidupannya tidak tenang. Hal ini merupakan kecenderungan
manusia yang selalu tidak akan merasa puas dengan apa yang ia miliki. Padahal
jika kita mau mensyukuri apa yang ada pada diri kita, terlebih lagi memahami
bahwa semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan dan cobaan
Nabi Muhammad Saw. telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita
harus bersikap terhadap harta, yaitu menyikapi harta dengan sikap qana’ah
(kepuasan dan kerelaan). Sikap qana’ah ini harus dimiliki oleh orang yang kaya
maupun orang yang miskin. Adapun wujud qana’ah yaitu merasa cukup dengan
pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki manusia, tidak iri
melihat apa yang ada di tangan orang lain dan tidak rakus mencari harta benda
dengan menghalalkan segala cara
Sebagai manusia kita memang mempunyai banyak kebutuhan, baik kebutuhan
materil maupun imateril, namun kita perlu menyadari bahwa harta bukanlah
segala-galanya dalam kehidupan dunia yang sementara ini.
Barangsiapa yang hatinya
selalu merasa kurang terhadap apa yang dianugerahkan Allah kepadanya, maka ia
akan selalu merasa miskin sepanjang hayat. Tapi barangsiapa yang bersikap
qana’ah terhadap pemberian Allah, maka ia akan bahagia dan merasa menjadi orang
yang kaya. Maka bahagiakan dirimu dengan qana’ah!
Perumpamaan Dunia dan Akhirat
Dalam Minhajul
Qashidin, Ibnu Qudamah membawakan sebuah hadits yang terdapat dalam Shahih
Muslim dan yang lainnya, riwayat Al-Miswar bin Syaddad tentang
perumpamaan dunia dan akhirat. Dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَا
الدُّنْيَا فِيْ اْلاَخِرَةِ إلاَّ كَمِثْلِ مَا يَجْعَلُ أحَدُكُمْ إصْبَعَهُ
فِيْ الْيَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
“Dunia
ini dibanding akhirat tiada lain hanyalah seperti jika seseorang diantara
kalian mencelupkan jarinya ke lautan, maka hendaklah dia melihat air yang
menempel di jarinya setelah dia menariknya kembali.” (Diriwayatkan
Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
Peringatan
tentang hakekat dunia juga disebutkan oleh Abul-Ala’, dia berkata: “Aku
pernah bermimpi melihat seorang wanita tua renta yang badannya ditempeli dengan
berbagai macam perhiasan. Sementara orang-orang berkerumun di sekelilingnya
dalam keadaan terpesona, memandang ke arahnya, Aku bertanya, “Siapa engkau
ini?” Wanita tua itu menjawab, “Apakah engkau tidak mengenalku?” “Tidak,”
jawabku “Aku adalah dunia,” jawabnya. “Aku berlindung kepada Allah dari
kejahatanmu,” kataku. Dia berkata, “Kalau memang engkau ingin terlindung dari
kejahatanku, maka bencilah dirham (uang).”
Admin: Muhammad Maftuhin
Editor: Muhammad Sutrisno S.Pd.I
Copyright: cafeilmubrilly.blogspot.com
Ingin beriklan Rp. 50.000,-/bulan? Hubungi 081515526665
Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.