Pengertian Tabayyun
http://cafeilmubrilly.blogspot.com/2015/04/pengertian-tabayyun.html
Oleh Brilly El-Rasheed
Inspirator Golden Manners
Dari aspek bahasa, kata tabayyun memiliki 3 pengertian
yang berdekatan seperti berikut:
1. Mencari
kejelasan suatu masalah hingga tersingkap dengan jelas kondisi yang sebenarnya.
2.
Mempertegas hakikat sesuatu.
3. Berhati-hati
terhadap sesuatu dan tidak tergesa-gesa.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ
تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. al- Hujurat: 6)
Adapun secara istilah, tabayyun adalah kehati-hatian
terhadap informasi yang beredar terkait dengan kaum muslimin tanpa didasari
dengan pemahaman yang mendalam. Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut:
إِذْ
تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ
بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ
“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu
dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui
sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia
pada sisi Allah adalah besar.” (QS. an-Nur 15)
Firman Allah dalam surat an-Nur ayat 15 itu sendiri
merupakan penjelasan terhadap peristiwa haditsul ifki (berita bohong)
berupa fitnah keji yang dihembuskan oleh Abdullah bin Ubay seorang dedengkot
munafik kepada Aisyah radhiallahu ‘anha. Dan kemudian Allah memberikan petunjuk
bahwa Aisyah suci dari segala fitnah, dan juga petunjuk bagaimana sikap yang
harus diambil untuk menghadapi fitnah.
Penyebab
Lahirnya Sikap Tidak Tabbayun
1. Lupa
يَقُوْلُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ ابْنِ آدَمَ خطاء وخير الخطائين التوابون
“Rasulullah bersabda: “Setiap anak Adam rentan
terhadap kesalahan. Orang terbaik ketika bersalah adalah mereka-mereka yang
bertaubat secepatnya.”
2. Terpesona
dengan istilah yang beredar.
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّكُمْ تَخْتَصِمُوْنَ
إِلَى وَلَعَلَّلَ بَعْضَكُمْ أَلْحَنُ بحجته من بعض فمن قضيت له بحق أخيه شيئا
بقوله فإنما أقطع له قطعة من النار فلا يأخذها
“Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Kalian
mengadukan permasalahan yang kalian perselisihkan kepadaku. Di antara kalian
ada yang pintar bersilat lidah dibanding dengan laiinnya. Barang siapa yang aku
putuskan berhak terhadap sebuah barang, padahal itu milik sesamanya, maka itu
seperti aku memberikannya setumpuk bara api. Karenanya, janganlah mengambilnya.
3. Tidak
mengetahui metodologi tabayyun
Kejahilan seseorang terhadap metodologi tabayun seringkali menjadi penyebab
utama tidak terjadinya mekanisme tabayun di tengah umat ini. Pembahasan tentang
metodologi tabayun Islami akan dijelaskan di bawah.
4. Terpesona
dengan dunia
قوله سبحانه: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ فَتَبَيَّنُوا وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلَامَ
لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَعِنْدَ اللَّهِ
مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ كَذَلِكَ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلُ فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْكُمْ
فَتَبَيَّنُوا إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi
(berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada
orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang
mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda
kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah
keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. an Nisa 94)
Admin: Muhammad Maftuhin
Editor: Muhammad Sutrisno S.Pd.I
Copyright: cafeilmubrilly.blogspot.com
Ingin beriklan Rp. 50.000,-/bulan? Hubungi 081515526665
Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.