Jangan Takut Bermimpi...!
http://cafeilmubrilly.blogspot.com/2015/04/jangan-takut-bermimpi.html
Oleh Brilly El-Rasheed
Inspirator Golden Manners
Setiap muslim pasti menginginkan kebaikan
dalam hidupnya, tidak hanya kebaikan dunia belaka, tapi juga kebaikan akhirat.
Untuk merealisasikan impiannya itu, maka setiap orang harus bekerja keras demi
terwujudnya apa yang telah dicita-citakan.
Seseorang harus punya tujuan
dalam hidup, agar dia dapat menjalani kehidupan ini dengan tujuan yang pasti.
Karena sangat jauh berbeda, mereka yang punya cita-cita dalam hidup dengan
mereka yang tidak punya cita-cita, mereka yang punya tujuan yang pasti dalam
hidup dan mereka yang tidak punya tujuan yang pasti, tentu jauh berbeda, bukan?
Demikian
juga berbeda, seseorang yang punya uluwwul himmah (cita-cita yang
tinggi) dengan mereka yang hanya mempunyai dunuwwul himmah (cita-cita
yang rendah). Seseorang yang punya cita-cita tinggi, tentu akan berusaha sekuat
mungkin untuk menuju ke sana, tapi orang yang hanya punya cita-cita rendah,
tentu akan merasa cukup dengan kerendahan itu, dan tidak mau lagi mendaki untuk
mendapatkan yang lebih baik.
Memang tidak semudah membalikkan
tangan, tapi dengan semangat, kerja keras dan doa, semua akan terwujud dengan
izin Allah. Pasti terwujud, insya Allah...
Mengenal “Uluwwul Himmah”
Secara bahasa ‘uluw artinya: tinggi; himmah artinya: cita-cita, semangat, tekad, ambisi,
obsesi, motivasi. Sehingga ‘uluwwul himmah dapat dimaknai sebagai cita-cita, motivasi, semangat, atau tekad yang tinggi atau kuat. Bisa juga disebut al-Himmah al-‘Aliyah, maknanya sama. Maksudnya adalah
ambisi yang kuat yang tertanam dalam diri untuk mencapai target yang besar.
Para ‘ulama telah memaparkan
pengertian ‘uluwwul himmah, di antaranya adalah Ibnul Qoyyim yang menyatakan, “Jiwa ini tidak akan berhenti sebelum
sampai pada Allah Ta’ala, dan tidak bisa diganti
dengan sesuatu selain Allah, dan tidak rela dengan pengganti selain Allah, dan
tidak akan menjual bagian dari ketenangannya dan kebahagaiaannya untuk dekat
dengan Allah, senang dengan Allah dan tenteram dengan Allah dengan kenikmatan-kenikmatan
yang bersifat hina dan sementara”
Maksudnya adalah kenikmatan dekat dengan Sang Pencipta
yang menguasai alam semesta, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Orang yang memiliki himmah yang tinggi, maka puncak
kepuasan dan kebahagiaannya hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang seperti
ini diibaratkan seperti burung yang terbang tinggi, yang tidak akan menghadapi
rintangan-rintangan yang kecil, ia akan lebih fokus untuk mencapai targetnya
dan tidak memberikan perhatian yang berlebih pada masalah-masalah yang kurang
penting.
Sebaliknya, orang yang himmahnya rendah ia diibaratkan
burung yang terbang rendah, sehingga rintangannya semakin banyak (seperti
bangunan, pohon, tiang dan sebagainya) dan ia akan disibukkan dengan masalah
kecil yang tidak seharusnya menyita perhatiannya. Misalnya, terlalu berlebihan
dalam menanggapi orang lain yang hasad atas keberhasilannya, padahal hal
seperti ini tidak perlu ditanggapi. Sebab hasad itu selalu mengiringi
kesuksesan setiap orang.
Dalam pembahasan ini, ‘uluwwul himmah yang dimaksud
adalah himmah yang orientasinya bersifat ukhrawi
dan bukan duniawi, atau kalaupun hal
itu bersifat duniawi maka tentunya urusan dunia yang sesuai syari’at. Sebab pembahasan pada dua
orientasi yang berbeda ini adalah sangat berbeda.
Admin: Muhammad Maftuhin
Editor: Muhammad Sutrisno S.Pd.I
Copyright: cafeilmubrilly.blogspot.com
Ingin beriklan Rp. 50.000,-/bulan? Hubungi 081515526665
Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.