70 % Tak Hadiri Sinagog, Rabbi: Ini Sebab Hancurnya Yahudi Eropa
http://cafeilmubrilly.blogspot.com/2014/09/70-tak-hadiri-sinagog-rabbi-ini-sebab.html
Selama ini kita berdecak kagum dengan kecerdasan Zionis
dalam menguasai dunia. Di balik itu, ada fakta menggembirakan bagi kita dan
menyedihkan bagi Zionis. Apa faktanya? Berikut laporannya.
Hidayatullah.com–Situs
berita penjajah Zionis Ynet News (16/9/2014) mempublikasikan hasil kajian yang
dilakukan oleh Rabbi Pusat Eropa (RCE) yang bekerja sama dengan Asosiasi Yahudi
Eropa (EJA). Hasilnya, data yang diperoleh dari lebih 800 komunitas Yahudi
Eropa itu menunjukkan bahwa 70 % Yahudi Eropa enggan menghadiri tempat
peribadatan.
Selain
itu, 40 % Yahudi Eropa juga enggan berterus terang mengenai kepercayaan mereka,
dan 75 % dari anak-anak Yahudi tidak bersekolah di sekolah Yahudi.
Sedangkan
perkawinan yang hanya terjadi antar sesama komunitas Yahudi Eropa mencapai 80
%. Rabbi Menachem Margolin, direktur jenderal EJA dan RCE terkejut oleh tingkat
perkawinan ini.
“Ini
adalah alasan mengapa jumlah orang Yahudi di seluruh dunia belum tumbuh sejak
Holocaust, meskipun 70 tahun telah berlalu,” kata Margolin kepada Ynet.
Rabbi
Margolin percaya bahwa mendorong imigrasi besar-besaran ke pendudukan bukanlah
solusi yang baik. Menurutnya, mereka yang akan menjawab panggilan hanya 10-15%
. Margolin pun menyatakan,”Ini akan menyebabkan kehancuran Yahudi Eropa.”
***
Fakta
baru ini mengingatkan kita betapa umat Islam sangat teguh dengan agamanya,
sekalipun dibombardir dan dizhalimi habis-habisan oleh teroris dunia (Zionis Yahudi
Israel). Bersamaan dengan itu, tepat sekali fakta tersebut untuk meyakinkan
kita mengenai hikmah mengapa Rasulullah memerintahkan umatnya untuk
memperbanyak kuantitas sekaligus memperbaiki kualitas.
Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ
الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
“Nikahilah
perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai
anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya)
kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i,
Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar]
تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ
الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ اْلأَنْبِيَاءَ يَومَ الْقِيَامَةِ
“Nikahilah
perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya
aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada
hari kiamat” [Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari
jalan Anas bin Malik]
Nabi
Ibrahim ‘alaihis salaam berkata,
رَبِّ هَبْ
لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Robbi
hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak)
yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100).
Ini adalah do’a yang bisa dipanjatkan untuk meminta keturunan, terutama
keturunan yang sholeh. Dalam Zaadul Masiir (7/71),
dijelaskan maksud ayat tersebut oleh Ibnul Jauzi rahimahullah,
“Ya Rabbku, anugerahkanlah padaku anak yang sholeh yang
nanti termasuk jajaran orang-orang yang sholeh.” Asy Syaukani rahimahullah
mengatakan apa yang dikatakan oleh para pakar tafsir, “Ya
Rabb, anugerahkanlah padaku anak yang sholeh yang termasuk jajaran orang-orang
yang sholeh, yang bisa semakin menolongku taat pada-Mu”. Jadi yang
namanya keturunan terutama yang sholeh bisa membantu seseorang semakin taat pada
Allah.
Nabi
Dzakariya ‘alaihis salaam berdo’a,
رَبِّ هَبْ
لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Robbi
hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya
Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya
Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38). Maksud do’a
ini kata Ibnu Katsir rahimahullah, “Ya
Rabb anugerahkanlah padaku dari sisi-Mu keturunan yang thoyyib yaitu anak yang
sholeh. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do’a.” (Tafsir Al Qur’an
Al ‘Azhim, 3/54)
Seseorang
yang telah dewasa dan menginjak usia 40 tahun memohon pada Allah,
رَبِّ
أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى
وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Robbi
awzi’nii an asy-kuro ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa ‘ala walidayya wa an
a’mala shoolihan tardhooh, wa ash-lihlii fii dzurriyatii, inni tubtu ilaika wa
inni minal muslimiin” [Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau
yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau
dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri]
(QS. Al Ahqof: 15). Do’a ini juga berisi permintaan kebaikan pada anak dan
keturunan.
‘Ibadurrahman
(hamba Allah Yang Maha Pengasih) berdo’a,
رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Robbanaa
hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina
imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang
yang bertakwa]. (QS. Al Furqon: 74)
Al
Qurthubi rahimahullah berkata,
ليس شيء أقر لعين المؤمن
من أن يرى زوجته وأولاده مطيعين لله عز وجل.
“Tidak
ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat istri dan
keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” Perkataan semacam ini
juga dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/333)
Nabi
kita shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
mendo’akan anak Ummu Sulaim, yaitu Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhuma dengan do’a,
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ
مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ
“Ya
Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau
karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480).
Dari sini seseorang bisa berdo’a untuk meminta banyak keturunan yang sholeh
pada Allah,
اللَّهُمَّ
أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي
“Allahumma
ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii“ (Ya
Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau
beri).”
Artikel:
Cafeilmubrilly.blogspot.com
Teks:
Brilly El-Rasheed
Admin:
Muhammad Ali Akbar
Referensi:
Hidayatullah.com dan Rumaysho.com serta Almanhaj.or.id
Sampaikan komentar Anda sebagai wujud terima kasih Anda dan sebagai bahan evaluasi kami.